Kamis, 24 Februari 2011

#CERITA YANG INDAH SEORANG PEMUDA YANG TOBAT DENGAN NADZAR MELAKSANAKAN MAULID#

Pada masa Khalifah Makmun bin Harun al-Rasyid (167-219 H / 813-833M). adalah seorang pemuda yang mengurus kuda, malang pada sore hati itu kudanya lepas kendali dan menerobos istana dan tanpa sengaja mencelakai anak dari khalifah makmun yang seperti biasanya selalu bermain di halaman istana setiap sorenya.

mengetahui dirinya telah mencelakai putra khalifah, pemuda tersebut ketakutan dikarenakan hukuman siksa yang mungkin dia terima, segeralah dia pacu kudanya pergi dari lingkungan kerajaan.. dan sesampainya dia di tengah padang pasir, merasa kelaparan hauslah dia disana, lalu tersadarlah dia untuk kembali ke istana dan memohon ampun kepada khalifah dan mempersiapkan diri atas semua hukuman yang bakal dia terima, menurutnya itu itu lebih baik demi mendapat Ridlo ALLAH, benaknya pada saat itu "seandainya aku terus lari dari masalah, aku justru akan menemui masalah-masalah lain yang lebih berat, di tengah padang pasir ini aku bisa saja mati kelaparan dan kehausan, namun kematiankau sungguh hina dikarenakan mati menjemput azab karena ALLAH tidak akan mengampuniku sedangkan diriku bersalah pada orang lain, akupun akan mati dalam kesendirian, lebih baik aku kembali dan memohon ampun padanya demi ridlo ALLAH, biarpun dipancung kepalaku itu lebih baik karena kematianku dalam kematian yang terhormat"

maka bergegaslah dia kembali ke negerinya, dan ketika dia memasuki ternyata telah bersiap para pasukan yang menyambutnya, karena seperti yang telah di duga si pemuda ini lekas menjadi buronan. namun ada yang aneh di pandangan pemuda itu, dia melihat khalifah tersenyum padanya.. dia khawatir "ini senyuman bahagia ataukah senyuman sinis?" (karena senyuman sinis itu berbahaya).

maka segeralah dia dihadapkan kepada khalifah, lalu khalifah makmun bertanya "hai pemuda, apa yang menyebabkanmu kembali kesini?' lalu pemuda itu bercerita bahwa dia kembali kesini semata-mata demi mengharap ridlo dari ALLAH, diatelah berdoa kepada ALLAH dengan tawasul kepada Rasulullah SAW, "ya ALLAH demi Muhammad SAW, ampunilah aku, aku akan kembali ke negeriku seandainya aku selamat akan aku adakan maulidur rasul setiap tahunnya", maka dengan ketulusan hati aku kembali, ujar pemuda tersebut.

mendengar penuturan pemuda tersebut khalifah menimpali "oh pantas.. aku melihat pancaran cahaya kesucian dari wajahmu, yang membuatku tersenyum menyambutmu", alih-alih menghukum pemuda bersalah ini sang khalifah justru membebaskanya bahkan memberinya uang untuk melakukan maulidur rasulullah SAW..

(subhanalah.. rasulullah adalah berkah semesta alam, pemuda ini hanya baru niat saja sudah mendapat pertolongan lantas bagaimana dengan kita yang setiap bulan maulid menyambutnya dengan gempita, mensedekahkan dan membantu terselenggaranya pembacaan maulid, sungguh rasulullah pasti menolong kita dalam kesulitan hidup dan akherat dengan syafaat-nya..)

sumber: gus tama